SAJAK-SAJAK TANPA JUDUL
Puisi-puisi Imam Ma’arif
________________________________________________________________
sebuah rindu sembunyi di hatimu
menunggu seseorang mengantar
selembar payung
entah berapa lama ia bertahan
pada pagi ia berpesan
agar rahasia tak terdengar oleh embun
ada rindu yang terlantar di kotamu
menunggu seseorang membawa mawar untuknya
ia tak berdaya menghadapi sepi
yang mengancam setiap datang
siapakah pemilik rindu itu?
bolehkah kupinang sebelum ia gugur
di kaki musim
Jakarta, Agustus 2021
————————————————————————–
Foto diambil dari Media Indonesia
————————————————————————–
Puisi-puisi diambil dari buku Puisi-puisi Imam Ma’aarif 2022 yang akan diluncurkan dan didiskusikan di PDS HB Jassin, TIM Jakarta, pada Kamis, 13 Oktober 2022, pukul 14.00 WIB, dengan pembahas Maman S. Mahayana dan Ahmadun Yosi Herfanda.
————————————————————————-
Seorang Ibu membeli kota di Jakarta.
Ia membawa pulang ke desanya mengendarai kelotok,
menyisir sungai tempat hidup disandarkan.
Anak- anaknya senang bisa bermain- main dengan kota
di rumahnya yang tak lagi sepi. Sekarang mereka bisa
bergaya kota dan membicarakan daerah tertinggal dari rumahnya.
Jika malam, mereka mengejar kunang- kunang
yang berterbangan di jalan raya. Sampai lupa di mana ia tinggal.
“Kota itu mahluk, kelak, akan tumbuh besar dan menjadi ibu
bagi kota lainnya,” kata ibunya.
Jakarta, Juli 2021
ada matahari berteduh
di bawah jembatan, menunggu hujan reda
Ia ingin segera menemui cahaya
yang terkepung banjir
di kota ini, daun- daun menjemput akar
telinga mendatangi suara
bisikan lebih terdengar dari ucapan
nalar berjalan pincang
cahaya takut pada bayangan sendiri
ada juga yang abadi jadi patung
ia segera menyelinap membebaskan cahaya
dari kepungan banjir dan kegaduhan
Planet Senen, 2021
Di mangkokmu ada petani garam
Berenang antara hidup dan mati
Sebab harga garam tak kunjung mendaki
Petani memeras keringat untuk kuah yang kau harapkan
Tetes demi tetes Ia kumpulkan dari sari pati bumi
Agar pedas, lezat, dan nikmat kau rasa
Di mangkokmu ada gembala
Menggiring sapi ke bibir mangkok
Memotongnya dengan sebilah doa
Supaya dagingnya kenyal
Tak mengandung serbuk dosa
Di mangkokmu, tukang bakso
Terampil menakar komposisi bumbu
Antara mayoritas dan minoritas
Supaya rasa proporsional terpenuhi
Tapi, kau tetap saja mengumpat
Kurang ini dan kurang itu
Januari 2020
Pernahkah kau dengar perjalanan sepiring nasi
yang berakhir di gerbang mulutmu. Sebelumnya,
ia berdiri di tengah sawah, dipanggang matahari,
disisir angin, dan berendam air.
Ibumu menggendongnya ke rumah untuk ditanak
buat dirimu yang lugu dari sebuah perjalanan.
Sepering nasi telah mengantarmu ke mana saja pergi.
Dapat apa pun kau, ia tak meminta.
Pernahkah kau dengar suara nasi dari piringmu menjerit
karena sawah tumbuh batu-batu?
Jakarta, Juni 2020
BIOGRAFI
IMAM MAARIF, Lahir di desa Gembong, Lamongan, Jawa Timur, tanggal 16 Mei 1971. Sejak tahun 90-an ia telah mengikuti berbagai pendidikan kesenian, kewartawanan, dan pelatihan manajemen kesenian. Ia pernah bergabung dengan teater Poros, teater Abdi, dan Sanggar Mentaya Estetika Jakarta. Saat ini ia aktif di lenong Denes Kembang Batavia sebagai aktor, dan mengajar pelatihan sastra di GRJP Jakarta Pusat.
Ia pernah diundang ke berbagai pertemuan sastra, teater, seni, budaya lokal maupun internasional. Baik sebagai peserta, Juri, maupun nara sumber. Di antaranya; Diundang dalam Borobudor Writesr & Cultural Festival 2014), Pertemuan Penyair Nusantara (Asean) X di Banten 2017, pertemuan sastra Asean di Padang Panjang 2018 ), Pertemuan Penyair Nusantara (Asean) XI di Kudus 2019, Pertemuan penyair 10 negara (Lilfest) 2019 di Banten, diundang di Musyawarah Sastra Indonesia (Pusat Badan Bahasa Indonesia) 2020, diundang membaca puisi di hadapan Presiden Jokowi 2019, Ia juga pernah beberapa kali menjadi juara baca puisi nasional, dan diundang ke berbagai pertemuan kesenian lainnya.
Puisi-puisinya pernah dimuat di koran lokal maupun nasional, juga tersebar dibanyak antologi bersama, antara lain: Nyanyian Integrasi Bangsa (Balai Pustaka 2001), Malam Bulan ( MSJ 2002), Bisikan Kata Teriakan Kota DKJ dan Bentang Budaya (2003). Duka Aceh Luka Kita (KSSI 2004), lampion Sastra (DKJ 2008), Empat Amanat Hujan (DKJ dan Gramedia 2010), Sesaji Puisi Ratu Adil ( Borobudor Writesr & Cultural Festival, 2014), Antologi Jilfest ( Jakarta nternasional literery Festival ), Gelombang Puisi Maritim (Dewan Kesenian Banten 2016), antologi uuisi untuk perdamian Dunia (antologi Puisi Pertemuan Penyair Nuantara 2018 ), Epitaf Kota Hujan (antologi puisi pertemuan sastra Asean), beberapa antalogi pertemuan sastra (Mitra Praja Utama), dan puluhan antologi puisi bersama pernah diikutinya. Antalogi puisi tunggalnya berjudul, Sandal Jepit Merawat Negeri, dan yang sekarang ada di tangan pembaca “buku puisi tanpa judul,” antologi cerpen tunggalnya “Migrasi sepasang burung”
Naskah drama yang sudah ia tulis: Calon Presiden anjing (yang membuat ditangkap polisi) Raja Kembar, Dalimin, Migrasi, Kuli-kuli, lisa protes, dongeng revolusi, dan beberapa naskah televisi. Sebagai aktor ia pernah memainkan naskah Bui, Karya Akhudiat, naskah Aum, karya Putu Wijaya, naskah King Lear karya Shakespear, naskah, Terdakwa karya Ikra Negara, naskah Calon Presiden Anjing karya Imam Maarif, dan lain-lain, juga terlibat dalam puluhan penggarapan teater di Jakarta. Di film, Ia juga juga pernah memerankah beberapa karakter dalam film layar lebar.
Di Teater, ia pernah menyutradari: Nyayian Angsa karya Anton Chekov, Nyanyian Iblis Karya Aspur Ashar,Lisa Protes karya Imam Ma’arif,Malam Jahanam karya Motinggo Busye,Calon Presiden Anjing karya Imam Ma’arif, dan beberapa naskah yang lain.
Di organisasi ia pernah aktif sebagai Majelis Pertimbangan Organisasi Lembaga Teater Jakarta dan Asosiasi Teater Jakarta Pusat. Ia juga pernah aktif sebagai pengurus Lesbumi PBNU, Pernah aktif di Federasi Teater Indonesia, pernah aktif di Masyarakat Sastra Jakarta, pernah aktif di Bale Sastra Indonesia, pernah aktif di dewan redaksi majalah sastra Aksara/Imajio, sebagai salah satu pendiri Komunitas Planet Senen, juga salah satu pendiri Gong Pancasila, pernah aktif sebagai Dewan Pembina Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jakarta Pusat, pernah aktif sebagai ketua pencak silat perguruan Joko Tole Jakarta Pusat. Saat ini ia aktif sebagai Ketua Umum Nasional Laskar Patriot Pembela Pancasila,